hi wellcome to my blogger

my life is my adventur (if we never try we'll never know)

Perhitungan cadangan Bauksit

Perhitungan cadangan bauksit berdasarkan kepada data penyebaran bauksit, ketebalan, dan jarak antar test pit, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus

Volume = luar area x tebal lapisan bauksit......... (1)
Raw ore = volume x specific gravity (SG)........... (2)
Concretion factor (CF) = Berat sample setelah dicuci x 100 % / Berat sample sebelum dicuci ............(3)

Whased ore = (raw ore x CF) / 100 ............(4)



Keterangan :
- Grid = jarak antar test pit
- Luas area = Luas jarak antar grid
- Tebal = Tebal lapisan ore bauksit diukur pada test pit
- SG = Berat jenis bauksit (1,6)
- Raw ore = Berat sample per luasan daerah sumur uji sebelum dicuci
- Concretion factor (CF) = Merupakan persen berat bauksit bersih tanpa pengotor.
- Whased ore = berat sample per luasan daerah sumur uji setelah dicuci
- Tebal lapisan bauksit diukur pada masing-masing test pit.
Kemudian dai hasll analisis laoratorium masing-masing unsur dikalikan dengan whased ore, maka akan didapatkan volume masing-masing unsur.

BAuksit ( proposal seminar aq )

I. JUDUL
PENGENALAN DAN PEMANFAATAN BAUKSIT SEBAGAI SUMBER DAYA MINERAL DI INDONESIA


II. LATAR BELAKANG
Bauksit ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernama”Pierre Berthier” pemberian nama sama dengan nama Desa Les Baux di selatan Perancis,. Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan terutama dari Hidroksida aluminium,yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O); mineral gibsit (Al2O3.3H2O) dan diaspora (Al2O3H2O) Secara umum Bauksit mengandung Al2O3 sebanyak (45 – 65%) , SiO2 (1 – 12%) , Fe2O3 ( 2 – 25% ), ( TiO2 >3% ), dan H2O (14 – 36%) . mempunyai warna putih susu atau kekuningan dalam keadaan murni,merah atau coklat apa bila terkontaminasi oleh Besi oksida atau bitumen, bauksit relative sangat lunak (kekerasan 1-3 skala mohs), relative ringan dengan berat jenis 2,3-2,7,mudah patah dan tidak larut dalam air dan tidak terbakar.
Bauksit terjadi dari proses pelapukan (laterisasi) batuan induk,erat kaitannya dengan penyebaran granit dan bochmit. bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika serta membentuk perbukitan yang landai dengan memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. (misalnya sienit dan nefelin) yang berasal dari batuan beku, batu lempung-lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.

III. KETERDAPATAN / SUMBER BAUKSIT DI INDONESIA
Di Indonesia Bauksit ditemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya, Pulau Bangka dan Kalimantan Barat. Sampai saat ini penambangan bauksit di Pulau Bintan satu-satunya yang terbesar di Indonesia. Beberapa tempat antara lain:
1. Sumatera Utara : Kota Pinan (bauksit dan kandungannya Al2O3 = 15,05 – 58,10%).
2. Riau : Pulau Bulan, Pulau Bintan (bauksit dan kandungannya SiO2 = 4,9%, Fe2O3 =10,2%, TiO2 = 0,8%, Al2O3 = 54,4%), Pulau Lobang (kepulauan Riau), Pulau Kijang (kandungan SiO2 = 2,5%,Fe2O3 = 2,5%, TiO2 = 0,25%, Al2O3 = 61,5%, H2O = 33%), merupakan akhir pelapukan lateritic setempat, selain ditempat tersebut terdapat juga diwilayah lain yaitu, Galang, Wacokek,Tanah Merah,dan daerah searang.
3. Kalimantan Barat : Tayang Mebukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah,Kendawangan dan Munggu Besar
4. Bangka Belitung : Sigembir


IV. BATASAN MASALAH

Penulisan suatu karya ilmiah perlu juga dilakukan batasan dan ruang lingkup terhadap suatu permasalahan yang akan dibahas. Sehingga dengan demikin penulisan seminar ini dibatasi hanya pada pengenalan dan manfaat dari penggunaan bauksit.

VI. LANDASAN TEORI
1.1. Bahan Galian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara, maka komoditas tambang dikelompokan menjadi 5 golongan meliputi :
a. Mineral Radioaktif meliputi : radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan galian radioaktif lainnya;
b. mineral logam meliputi : litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas, tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangan, platina, bismuth, molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit, antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit, besi, galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium, ytterbium, dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium, hafnium, scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium, iridium, selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin;
c. mineral bukan logam meliputi : intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen;
d. batuan meliputi : pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan; dan
e. batubara meliputi: bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut.
1.2. GEOLOGI
Asal mula :
1. Kondisi-kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum adalah :
a. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
b. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
c. Porositas batuan yang tinggi sehingga siklus air berjalan dengan mudah
d. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
e. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
f. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
g. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
2. Genesa bijih bauksit :
Alumina dapat bersumber dari batuan primer (magnetik dan hidrothermal) maupun dari batuan sekunder (pelapukan dan metamorfosa) Namun sacara luas yang berada di permukaan bumi ini berasal dari batuan sekunder hasil proses pelapukan dan pelindian / pelarutan (leaching)
a. Magnetik
Alumina yang bersumber dari proses magnetik dijumpai dalam bentuk batuan yang kaya akan kandungan alumina yang disebut dengan alumina-richrock. Sebagai contoh adalah mineral anortosite [(Na,K)AlSi3O8] dan mineral nefelin [(Na3K)Al4Si4O16] pada batuan syenit yang mengandung lebih dari 20% Al2O3.
b. Hidrothermal
Alumina produk alterasi hidrotermal dari trasit (trachyte) dan riolit (rhyolite) pada beberapa daerah vulkanik misalnya mineral alunit [KAl3(SO4)2(OH6)] mengandung sampai 75% Al2O3 dan dapat ditimbang sebagai sumber alumina.
c. Metamorfosa
Alumina yang bersumber dari proses metamorfosa adalah sumber alumina yag tidak ekonomis. Saat ini masih dalam penelitian ekstraksi yang lebih maju diharapkan dimasa mendatang akan menjadi alumina silikat andalusit, dan kianit (Al2SiO5).
d. Pelapukan
Alumina yang bersumber dari proses pelapukan, dijumpai sebagai cebakan residual dan disebut sebagai bauksit. Terbentuk oleh pelapukan feldspatik atau batuan yang mengandung nefelin.

1.3 Tinjauan mengenai Bauksit
1. Berdasarkan genesanya :
a. Bauksit pada batuan klastik yang kasar
Jenis ini berasal dari batuan beku yang telah berubah menjadi metamorf di daerah yang beriklim tropis dan berumur Tersier Awal. Permukaan daerahnya telah mengalami erosi dan dijumpai bauksit dalam bentuk boulder. Tekstur pisolitik dan bentuknya menyudut dengan kadar bauksit tinggi dalam bohmit dengan posisi letaknya sesuai dengan kemiringan lereng
b. Bauksit pada terrarosa
Jenis terrrarosa banyak terdapat di sekitar Mediterranian di Eropa Selatan yang merupakan fraksi-fraksi dari hasil pelapukan batukapur atau dolomite dan sebagian diaspor (Al2O3H2O). Jenis ini mempunyai ikatan monohidrat, karena itulah endapan jenis terarosa mempunyai kadar alumina yang besar dibandingkan endapan jenis laterit.
c. Bauksit pada batuan sedimen klastik.
Dijumpai pada lingkungan pengendapan sungai stadium tua atau pada delta. Karena tertransportasi, material rombakan terbawah ke laut. Sedimen klastik berada di atas ketinggian dasar melapuk mengandung perlapisan gravel pasir, lempung koalinit dan kadang lignit membentuk delta corong. Deposit bauksit jenis ini yang ekonomis adalah berumur Paleosen.
d. Bauksit pada batuan karbonat
Deposit bauksit pada batu gamping kadarnya tinggi dan berumur Paleosen. Perkembangannya tidak berada dipermukaan tetapi pada kubah-kubah gamping.
e. Bauksit pada batuan phospat
Al phospat berwarna abu-abu, putih kehijauan dan bersifat parous yang terisi oleh berbagai material. Lapisan bawahnya mengandung lempung antara montmorilonit dengan atapulgit. Beberapa lapisan dalam bentuk Ca-posfat, berstruktur oolitik dan dijumpai pula pseudo-oolitik fluorapatit. Di bagian ini mengandung Al posfat dengan mineral krandalit [(Ca Al3H(OH6) / (PO4)] yang sangat dominan dibandingkan dengan augilit [(Al2 (OH3) / (PO4)].

2. Berdasarkan Letak Depositnya
a. Deposit Bauksit residual
Diasosiasikan dengan kemiringan lereng yang menegah sampai hamper datar pada batuan nefelin syenit. Permukaan bauksit kemiringannya lebih dari 5° dan batasan yang umum adalah 25°. Pada batuan syenit bagian bawah bertekstur granitik. Zona diatasnya menunjukan vermikuler, pisolitik dan tekstur konkresi lainnya. Di bawah zona knkresi adalah zona pelindian dengan dasar fragmen lempung kaolinit. walaupun dasar zona pelindian ini melengkung, tidak dapat menghilangkan tekstur granitis. kaolinit nepelin syenit dipisahkan dengan bauksit bertekstur granitis oleh kaolinit yang kompak dan kasar.
b. Deposit bauksit koluvial
Diselubungi oleh kaolinit, nefelin, syenit. Deposit ini terletak di bawah lampung dan termasuk swamp bauxite dengan tekstur pisolitik dan oolitik yang masih terlihat jelas serta berada di daerah lembah. Di bagia atas deposit, kaolinit terus berkembang, dapat memotong secara mendatar atau menggantikan matriks yang tebal dari tekstur pisolitik. di beberapa tempat, lapisan lignnit yang mendatangkan lempung dapat pula memotong badan bijih bauksit sehingga bauksit tersebut menjadi alas dari lapisan lignit ini.
c. Deposit bauksit alluvial pada perlapisan
Dapat berupa Perlapisan silang siur, dipisahkan dengan gravel yang bertekstur pisolitik. Bauksit tipe ini halus dan tertutup oleh alur runtuhan dari tipe deposit bauksit koluvial.
d. Deposit bauksit alluvial pada konglomerat kasar
Deposit tipe ini umumnya menutupi bauksit boulder dengan konglomerat kasar, terutama dari lempung karbonat dan pasir

3. Teknik penambangan Bauksit
Tambang bauksit berupa surface mining. Endapan bauksit di setiap lokasi mempunyai kadar yang berbeda-beda, sehingga penambangannya dilakukan secara selektif dan pencampuran salah satu cara untuk memenuhi persyaratan ekspor.
Metode dan urutan penambangan bijih bauksit secara umum adalah :
a. Pembersihan lokal (land clearing) dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih bauksit.
b. Pengupasan lapisan penutup (Strepping of overburden) yang umumnya memeliki ketebalan 0,2 meter. Untuk pengupasan lapisan penutup digunakan bulldozer.
c. Penggalian (digging) endapan bauksit dengan excavator dan pemuatan bijih dengan dump truck.
d. pencucian
e. Pengangkutan bijih bauksit bersih
f. Penimbunan dan pengapalan
g. Penanganan Tailing dan Air Limbah
h. Reklamasi dan Revegetasi

4. Proses Pengolahan Bauksit
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan landclearing. Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovelloader yang sekaligus memuat bijih bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke instalansi pencucian. Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan untuk meningkatkan kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang tidak diinginkan, missal kuarsa, lempung dan pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat dibebaskan dari yang besar melalui pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan (screening). Disamping itu sekaligus melakukan proses pemecahan (size reduction) dengan menggunakan jaw crusher.
Cara-cara Leaching :

1. Cara Asam (H2SO4)
Hanya dilakukan untuk pembuatan Al2(SO4)3 untuk proses pengolahan air minum dan pabrik
kertas.
• Reaksi dapat dipercepat dengan menaikkan temperatur sampai 180 C (Autoclaving)
• KalsinasiCocok untuk lowgrade Al2O3 tetapi high SiO2 yang tidak cocok dikerjakan dengan cara basa.
• Hasil Basic-Al-Sulfat dikalsinansi menjadi Al2O3, kelemahan cara ini adalah Fe2O3 ikut larut.

2. Cara Basa (NaOH), Proses Bayers (Th 1888)
Ada 2 macam produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade Alumina (SGA) dan Chemical Grade Alumina (CGA). 90% pengolahan bijih bauksit di dunia ini dilakukan untuk menghasilkan Smelter Grade Alumina yang bisa dilanjutkan untuk menghasilkan Al murni.
Reaksi Pelindian:
• Mineral Bijih:
Al2O3∙3H2O + 2 NaOH = Na2O∙Al2O3 + 4 H2O (T =140 C, P= 60 psi)

• Impurities:
SiO2 + 2 NaOH = Na2O∙SiO2 + H2O (Silika yang bereaksi adalah silika reaktif)
2(Na2O∙SiO2) + Na2O∙Al2O3+2H2O = Na2O∙Al2O3∙SiO2 (Tidak larut) + 4 NaOH
Dalam proses ini dibatasi jumlah silika reaktifnya karena sangat mengganggu dengan menghasilkan doubel Na-Al-Silikat yang mempunyai sifat tidak larut. Fe2O3 dan TiO2 tidak bereaksi dengan NaOH dan tetap dalam residu (Red Mud), sedangkan V2O5, Cr2O3, Ga2O3 larut sebagai by product.

- Reaksi Presipitasi:
Dilakukan dengan memanfaatkan hidrolisa karena pendinginan T=60-65 C sampai 38-43 C, t = 100 jam
Na2O3∙3H2O + 4 H2o = Al2O3∙3H2O(s) + 2 NaOH
- Kalsinasi:
Al2O3∙3H2O = Al2O3(pure) + 3 H2O(g) (T=1200 C)

3. Cara Sintering dengan Na2CO3 (Deville-Pechiney)
Sintering dilakukan dalam Rotary Kiln 1000 C selama 2-4 jam, cocok untuk bijih dengan high Fe2O3 dan SiO2.
Reaksi-reaksi:
Al2O3 + Na2CO3= NaAlO2 + CO2(g)
Fe2O3 + Na2CO3 = Na2O∙Fe2O3 + CO2(g)
TiO2 + Na2CO3 = Na2O∙TiO2 + CO2(g)
SiO2 + Na2CO3 = Na2O∙SiO2 + CO2(g)

4. Dengan proses elektolisa
Bahan utamanya adalah bauksit yang mengandung aluminium oksida. pada katoda terjadi reaksi reduksi, ion aluminium (yang terikat dalam aluminium oksida) menerima electron menjadi atom aluminium,
4 Al(3+) + 12 e(1-) ————–> 4 Al
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana ion-ion oksida melepaskan elektron menghasilkan gas oksigen.
6 O(2-) ——————> 3 O2 + 12 e(1-)
logam aluminium terdeposit di keping katoda dan keluar melalui saluran yang telah disediakan.

Semoga bermanfaat pagi pengunjun blog aq,,,, (Timor - Leste sempre o meu coracao )
Obrigado........( if I'm never try,If I will never know)

JENIS DAN GENESA BAHAN GALIAN MANGAN DAERAH ANJIR, KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY).(proposal seminar mangan)

LATAR BELAKANG
Kebutuhan barang tambang mangan dewasa ini meningkat seiring dengan peningkatan teknologi dan kebutuhan akan mangan. Mangan merupakan logam yang digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti campuran logam untuk menghasilkan baja, campuran logam untuk kebutuhan baterai, dan untuk berbagai kebutuhan lainnya.

Mangan merupakan salah satu dari 12 unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Mineral mangan yang diketahui ada sekitar 300 jenis. Namun yang sering dijumpai dalam cebakan bijih komersial ada 13 jenis. Pirolusit dan Psilomelan merupakan mineral yang umum menjadi cebakan utama bijih mangan.

Di Indonesia, cadangan mangan cukup besar namun tersebar di banyak lokasi, yang secara individu umumnya berbentuk kantong atau lensa berukuran kecil dengan kadar yang bervariasi.Cadangan mangan yang telah diketahui sekitar 5,35 juta ton,sedangkan cadangan yang sedang ditambang berjumlah 4,90 ton saat ini,terdapat empat usaha pertambangan mangan yang telah berproduksi.Salah satu diantaranya merupakan tambang mangan tertua yaitu PD Kerta Pertambangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, sedang tiga perusahaan lainnya adalah swasta nasional.Meskipun tempat penemuan pertama didaerah Jawa Barat tetapi endapan yang diusahakan terlebih dahulu adalah yang yang terdapat di Kliripan, Kulon Progo, Yogyakarta.


Mangan termasuk ke dalam kelompok logam feroalloy bersama-sama dengan nikel, niobium, molibdenum, tungsten, vanadium, kobalt dan titanium. Kelompok logam feroalloy inilah yang memegang peranan penting dalam menunjang kemajuan teknologi selama ini dan belum ditemukan penggantinya.
Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi maupun non-metalurgi. Untuk tujuan non-metalurgi, mangan digunakan untuk produksi baterai, kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian, proses produksi uranium, dan lainnya. Di Indonesia, industri hilir pemakai mangan adalah industri baterai, keramik dan porselein, industri logam, dan industi korek api.

POSISI GEOGRAFI DAERAH PENELITIAN
Secara administrasi daerah Anjir terletak di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Letak geografis daerah terletak pada. 7°45´00˝ -7°52'30"BT dan 110°00'00''-110°07'30''LS. Sebelah timur berbatasan dengan Kota Yogyakarta, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo dan sebelah selatan berhadapan dengan samudra Hindia dengan luas area 4 km x 6 km(24 km¬¬2), peta yang digunakan peneliti adalah Master Peta Rupa Bumi lembar Bagelen (1408-213) Skala peta 1:25.000
Daerah penelitian terletak lebih kurang 35 kilometer ke arah Barat dari pusat kota Yogyakarta. Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan, baik roda empat maupun roda dua. Untuk lokasi yang sulit dicapai dan mempunyai morfologi yang cukup tinggi dapat dicapai dengan berjalan kaki melalui jalan setapak.

LANDASAN TEORI
1.1. Bahan Galian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara, maka komoditas tambang dikelompokan menjadi 5 golongan meliputi :
a. Mineral Radioaktif meliputi : radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan galian radioaktif lainnya;
b. mineral logam meliputi : litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas, tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangan, platina, bismuth, molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit, antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit, besi, galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium, ytterbium, dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium, hafnium, scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium, iridium, selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin;
c. mineral bukan logam meliputi : intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen;
d. batuan meliputi : pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan; dan
e. batubara meliputi: bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut.

1.2. Geologi
Mula jadi
a. Cebakan Terrestial
Menurut Park (1956), cebakan mangan dibagi dalam 5 tipe yaitu :
- Cebakan hidrothermal.
- Cebakan sedimenter, baik bersama-sama maupun tanpa affiliasi vulkanik
- Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut
- Cebakan metamorfosa
- Cebakan laterit dan akumulasi residual
Dari kelima tipe cebakan tersebut, sumber mangan komersial berasal dari cebakan sedimenter yang terpisah dari aktivitas vulkanik dan cebakan akumulasi residual.
Cebakan sedimen laut mempunyai ciri khusus yaitu berbentuk perlapisan dan lensa-lensa. Seluruh cebakan biji karbonat berasosiasi dekat dengan batuan karbonat atau grafitik, dan kadang-kadang mengandung lempung yang menunjukkan adanya suatu pengurangan lingkungan pengendapan dalam cekungan terdekat. Sebaliknya cebakan bijih oksida lebih umum dan berasosiasi dengan sedimen klasik berukuran kasar, dengan sedikit atau sama sekali bebas dari unsur karbon organik. Cebakan bijih ini dihasilkan di bawah kondisi oksidasi yang kuat dan bebas sirkulasi air.
Cebakan bijih oksida merupakan cebakan sedimenter yang sangat komersial dengan kadar bijih 25-40% Mn, sedangkan cebakan bijih karbonat kadarnya cenderung lebih kecil, yaitu 15-30% Mn.

b. Nodul
Istilah nodul mangan umum digunakan walaupun sebenarnya kurang tepat, karena selain mangan masih terkandung pula unsur pasir, nikel, kobalt, dan molybdenum, sehingga akan lebih sesuai bila dinamakan dengan nodul poli-metal.
Dasar samudra diperkirakan diselimuti lebih dari 3 triliyun ton nodul berupa gumpalan-gumpalan dengan diameter berkisar dari 10 cm sampai 20 cm.
Di samudra pasifik sendiri, nodul yang terbentuk diperkirakan sebesar 10 juta ton per tahun. Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh USBM, diketahui bahwa zona kadar tertinggi terdapat dalam cekungan sedimen pasifik bagian timur, yang terletak pada jarak 2.200 km sebelah tenggara Los Angeles, Kalifornia. Di zona ini, nodul mangan terjadi dalam lapisan tunggal dan tidak teratur.
Secara individu, nodul mempunyai kilap suram dengan warna coklat tanah hingga hitam kebiruan. Tekstur permukaan dari halus hingga kasar. Setiap nodul mengandung satu atau lebih sisa-sisa makhluk air laut. Fragmen batuan, atau nodul lainnya.
1.3. Tinjauan Mengenai Mangan (Mn)
Mangan ditemukan dalam bentuk biji tunggal (native metal) maupun dalam bentuk biji campuran (complex metal). Tetapi dialam biji mangan jarang ditemukan dalam bentuk logam tunggal (native metal). Umumnya berasosiasi dengan biji besi sebagai endapan residu dan mineral barit sebagai mineral oksidasi sekunder. Terdapat dalam batuan sedimen metamorf maupun dalam batuan metamorf
Unsur mangan mempunyai nomor atom 25 dan berat atom 55 dengan tingkat oksidasinya 7, 6, 4, 3 dan 2. Dalam sistem periodik unsur menempati perioda ke 4 dengan golongan VIIIB.
1. Proses diagenesa
Secara konseptual, keterdapatan endapan mineral logam di berbagai daerah erat hubungannya dengan variasi kontrol litologi yang berfungsi sebagai tempat kedudukan dan batuan pembawa mineralisasi serta adanya sumber panas (heat sources). Ada yang dijumpai dilapangan baik batuan gamping maupun batuan gunungapi yang lazim sebagai batuan samping yang merupakan tempat kedudukan mineralisasi mangan, sehingga menarik untuk dieksplorasi.
Mangan di Jawa umumnya terdapat sebagai kantong dan lensa dalam batugamping yang terletak didalam atau diatas batuan volkanik seperti tufa, breksi. Biji mangan didapatkan sebagai Pirolusit , Psilomelan dan Wad (massa seperti tanah). Karena kenampakan atau bentuknya didaerah penambangan mangan (Mn) daerah penelitian orang mempunyai istilah setempat yaitu “meling” untuk Pirolusit yang menunjukan seperti serat, secara umumnya Pirolusit adalah barit. Pada saat ini mangan yang ditambang terbatas pada bijih berkadar MnO2 diatas 75%. Asosiasi Pirolusit adalah Psilomelan, kadang-kadang rhodonit dan rodhokhrosit.
2. Jenis-jenis Mineral Bijih yang Mengandung Mangan (Mn) (Mangan group).
Menurut Sukandarrumidi (2004) dikenal 4 jenis mineral bijih yang mengandung mangan (Mn) yaitu:
-Pirolusit βMnO2, massa kristalin kompak, keras (nilai kekerasan 5-6), berwarna abu-abu kehitaman. Dibawah mikroskop bijih Pirolusit mudah dibedakan dengan mineral mangan lainnya, dan warnanya yang putih kekuningan, cemerlang, pemadaman lurus, belahan sejajar dengan bidang kristal dan anisotropi yang kuat. Selain sebagai kumpulan kristal yang relatif kasar, Pirolusit juga terdapat sebagai kristal berbentuk jarum yang halus
-Hollandite (Ramsdellit) Rumus kimianya Ba2 (MnO2)8 ¬= Ba2Mn8016 berkilap logam (brilliant metalic), terdapat bersama-sama dengan Pirolusit dalam massa kristalin berbutir kasar. Dibawah mikroskop bijih kedua jenis logam tersebut menunjukkan warna yang sama yaitu putih kekuningan, perbedaanya Pirolusit lebih cemerlang dibanding Hollandite. Disamping itu Hollandite lebih lunak dibanding Pirolusit
-Kriptomelan Rumus kimia K2Mn8O16 = K2 (MnO2)8. Dibawah mikroskop bijih mineral ini terdapat dalam macam-macam bentuk antara lain sebagai urat-urat kecil atau massa berserabut, kristal seperti jarum berwarna abu-abu kebiruan atau lapisan koloidal konsentris berselang-seling dengan lapisan yang berbeda warna, struktur bunga es dan massa berbentuk
-Psilomelan Rumus kimia (Ba H2O)2 Mn5O10. Merupakan massa masif karena berwarna hitam. Dibawah mikroskop bijih Psilomelan sulit dibedakan dari Kriptomelan. Baik bentuk maupun warnanya hampir sama, sedikit perbedaan ialah sifat anisotropi dimana Psilomelan lebih lemah dibanding Kriptomelan.
1. 4. Teknik Penambangan Mangan
Penambangan mangan ditentukan oleh letak deposit yang bersangkutan. Apabila depositnya terletak didekat permukaan, teknik penambangan dengan sistem tambang permukaan/terbuka lebih sesuai diterapkan. Apabila depositnya terdapat jauh dipermukaan maka pembuatan sumuran yang dilanjutkan dengan sistem gophering lebih sesuai seperti yang telah dilakukan didaerah Kliripan Kecamatan Nanggulan, Kabupaten, Kabupaten Kulon Progo.
1.5. Pengolahan dan Pemanfaatan Mangan
Biji mangan (Mn) 95% dimanfaatkan untuk industri baja. Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi maupun non-metalurgi. Untuk tujuan non-metalurgi, mangan digunakan untuk produksi baterai, kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian, proses produksi uranium, dan lainnya. Di Indonesia, industri hilir pemakai mangan adalah industri baterai, keramik dan porselein, industri logam, dan industi korek api.

Kumpulan soal sidang pertambangan

   Prospeksi
Adalah kegiatan penyelidikan, pencarian, dan penemuan, endapan-endapan mineral berharga.
2.    Eksplorasi
Adalah pekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapan mineral berhaga yang antara lain meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan cadangan dari endapan tersebut.
3.    Development
Pekerjaan persiapan untuk penambangan dan pengangkutan yang antara lain; pembuatan lobang-lobang bukaan ke arah dan dalam endapan bijih yang sudah pasti ada.
4.    Eksploitasi
Adalah kegiatan penambangannya sendiri yaitu mengambil dan membawah kepermukaan bumi, kadang-kadang sampai pada pemasarannya.
5.    Round
Adalah suatu pola lobang bor yang meliputi lokasi dan arah jumlah bor yang digunakan untuk memperoleh bukaan pada suatu batuan/ore.
6.    Country rock
Semua lapisan batuan yang mengelilingi endapan bijih.
7.    Gangue mineral
Adalah mineral-mineral pengganggu yang tidak berguna yang terdapat bersama-sama mineral berharga/bagian dari endapan bijih.
8.    Waste (barren rock)
Batuan yang tidak mengandung mineral berhaga bagian lain dari endapan bijih yang kadarnya sangat rendah.
9.    Vein
Adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk dan menyerupai urat/pipa, umumya miring, agak tajam terhadap bidang datar. (>450).
10.    Overburder
Adalah semua material /batuan yang menutupi bagian atas dari suatu endapan.
11.    Hanging wall
Lapisan batuan yang terletak dibagian atas vein disebut roof atau batubara.
12.    Foot wall
Adalah lapisan batuan yang terletak dibagian bawah vein disebut floor untuk endapan batubara.
13.    Dip (kemiringan)
Sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu endapan bijih/lapisan batuan dengan bidang datar.
14.    Strike (jurus)
Arah mendatar dari suatu endapan/batuan yang tegak lurus terhadap kemiringan.
15.    Shaft (sumuran)
Adalah suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan, alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.
16.    Tunnel (terowongan)
Adalah suatu lubang bukaan mendatar/hampir mendatar yang menembus bukit.
17.    Adit
Adalah suatu lubang bukaan mendatar/hampir mendatar yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan hanya menembus sebelah bukit saja.
18.    Drift
Adalah suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat endapan bijih dan arah sejajar dengan jurus/dimensi terpanjang dari endapan bijihnya.
19.    Cross cut
suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang atau memotong jurus endapan bijih,
suatu lubang bukaan yang menghubungkan shaft dengan endapan bijih
suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jalan pengangkutan utama.
20.    RaiSe
Suatu lubang bukaan vertikal /agak miring yang dibuat dari level bawah kelevel atas.
21.    Winze
Suatu lubang bukaan vertikal /agak miring yang dibuat dari level  atas ke level bawahnya.
22.    Blind shaft
Adalah raize/winze yang berfungsi sebagai shaft, tetapi tidak menembus sampai kepermukaan bumi.
23.    Stope
Adalah suatu tempat atau ruangan dimana endapan bijih sedang ditambang tetapi bukan tempat penggalian yang dilakuakan selama devolopment.
24.    Sump
Adalah sumuran dangkal untuk menampung air untuk kemudian dipompa kepermukaan bumi, biasanya dibuat ditempat terendah dari shaft dekat shaft/level.
25.    Shaft collar
Adalah bagian paling atas suatu shaft yang diperkuat dengan beton, kayu/babu/timber.
26.    Slope stability
Adalah usaha yang dilakukan sehingga kemiringan dari suatu lereng akan tetap stabil dan tidak terjadi longsor.
27.    Creep
Adalah peristiwa dimana apabila lapisan di bawah lunak dan pillar mendapatkan tekanan yang kuat dari atas maka lantai pada kiri-kanan akan naik.
28.    Thrust
Adalah batubara/pillar yang kurang kuat tekanan dari atas yang besar dan lantai kuat, akibat pillar akan pecah.
29.    Geologi
Ilmu pengetahuan yang menyelidiki lapisan batuan yang ada dalam kerak bumi/lapisan batuan pembentuk kulit bumi, tetang adanya suatu endapan, patahan, lipatan dan/dapat juga dikatakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tetang zat pembentuk kulit bumi.
30.    Hubungan geografi dengan topografi
Topografi merupakan detail dari geografi itu sendiri, jadi topografi merupakan pekerjaan lanjutan dari penyelidikan geografi dan geologi.
31.    Faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi shaft
“    Faktor permukaan :
“    Topografi : apakah perlu alar kerta api, lori, truck dan belt conveyor.
“    Permukaan shaft harus terhindar dari bahaya kelongsoran juga:
“    Dip dan strike dari deposit.
“    Waktu yang tersedia
“    Biaya yang tersedia
“    Faktor di bawah tanah :
“    Keadaan bawah tanah yang meliputi;
o    Geologi (keadaan batuan, patahan dan lain-lain)
o    Hydrologi
o    Keadaan tempat, apakah mengandung air, patahan.
“    Keadaan daerah yang akan ditambang apakan ada subsidance.
“    Kemungkinana hilangnya mineral-mineral barharga yang ditinggalkan dalam bentuk pilar
“    Pengeringan shaft, usahanya yaitu dengan pembuatan shaft collar (shaft dipermukaan) yang harus lebih tinggi dari permukaan sungai.
32.    Shaft terbagi dua yaitu :
“    Rectanguler (         )
“    Rounded      (        ) dan    untuk batubara.
“    Kentungan shaft bulat (rounded)
“    Lebih kuat terhadap lateral pressure (tekanan horizontal) dibandingan dengan rectangular.
“    Kalau dibutuhkan pipa-pipa untuk ventilasi kabel-kabel maka hal tersebut akan lebih mudah dilakukan untuk shaft yang bulat.
“    Bilah shaft bulat diperkuat dengan semen maka shaft tersebut bersifat kedap air (dapat menahan air tanah).
“    Ongkos perawatan lebih murah.
o    Keuntungan rectangular shaft
Bisa dengan muda dibagi atas beberapa bagian/compartement, sesuai dengan kebutuhan, untuk vertikal shaft.
Inciland shaft umumnya dipakai rectangular.
33.    Faktor-faktor yang menentukan ukuran dari pada shaft
“    Tujuan dari pembuatan shaft yaitu untuk eksplorasi, taransportasi (hoisting)
“    Kapasitas tambang yang diinginkan
“    Suplai udara untuk ventilasi
“    Cara hoisting (apakah sistem cage/skip)
“    Jumlah buruh yang akan diturunkan melalui shaft
“    Jumlah air yang akan dipindahkan
“    Sifat tanah dan batuan sekitarnya
“    Biaya yang tesedia untuk pembuatan shaft
“    Kedalaman dari pada shaft
“    Wending ongine (mesin pengangkat).
34.    Skip
Suatu alat trasportasi yang digunakan pada tambang bawah tanah yang menghubungkan dari level bawah ke level atas dengan mempunyai kemiringan 90o
35.    Cage
Suatu alat trasportasi yang digunakan pada tambang bawah tanah untuk mengangkat material dan pekerja, yang dipakai pada vertikal shaft (90o).
36.    Perbedaan Drift dan Cross Cut dengan Tunnel.
“    drift dan cross cut kurang dari pada tunnel (dalam hal ukuran)
“    tunnel lebih parmanen dari pada drift dan cross cut
“    tunnel lebih besar dari pada drift dan cross cut karena juga untuk ventilasi.
“    tunnel keluar dipermukaan bumi, sedangkan drift dan cross cut tidak.
37.    Breast
Istilah lain dari pada front (fases) bagian dari pada stope yang digali kearah horizontal.
38.    Floor
Bagian bawah dari semua lubang bukaan
39.    Rib
Bagian samping/dinding dari suatu drift/tunnel.
40.    Ore pass/ore chute
Yaitu lubang bukaan yang dipakai untuk melewatkan bijih dari bagian atas ke bawah, ore pass dilengkapi dengan chute gate.
41.    Underhand stoping
Yaitu suatu cara penambangan dimana arah penggalian/penambangan maju ke bawah.
42.    Overhand stoping
Yaitu cara penambangan yaitu arah penggaliannya horizontal.
43.    Rill stoping
Cara penambangan yang merupakan variasi overhand stoping dimana bentuk atapnya tidak rata tapi bertangga-tangga, bila rata disebut; Falt Back Stoping.
44.    Dilution
Yaitu dinding dari pada stope yang pecah/runtuh akibatnya runtuhan ini bercampur dengan ore sehingga kadar ore akan turun.
45.    Spalling
Yaitu retakan-retakan kecil pada dinding stope, biasanya karena getaran-getaran peledakan.
46.    Cara penambangan untuk endapan bijih
“    Open stope methode
Penambangan untuk endapan bijih yang kuat, pada tambang bawah tanah, dimana dalam penambangannya tidak diperlukaan penyanggaan.
“    Underground glory hole : suatu sistem penambangan yang merupakan kombinasi antara open pit dengan underground.
“    Gophering : cara penambangan untuk endapan bijih yang kecil yaitu lebih dari 3 meter, bentuknya tidak teratur dan terpisah-pisah tapi batuannya keras dan bijihnya memiliki nilai tinggi.
“    Shringkage stoping : bagian dari open stope methode penambanganya dilakukan selapis demi selapis kemudian dibor dan diledakkan.
“    Sublevel stoping : penambangan dilakuakan dengan menggunakan
“    superted methode :
Cut end fill stoping : cara penambangan dengan mengambil/menggali bagian demi bagian, diamana setiap kali bagian digali itu dikeluarkan, material pengisi dimasukkan sebelum penggalian berikutnya.
Stull stoping : cara penambangan dimana dinding tempat penggalian (stopes) disangga dengan penyangga kayu dari foot wall langsung ke hanging wall. Penyangga tersebut disebut : stull.
Square set stoping : cara penambangan dengan menyangga secara sistematism, setiap bagian yang telah ditambang dengan timber yang berbentuk kubus atau empat persegi panjang.
“    Caving method :
cara penambangan untuk endapan bijih dimana penambangan dilakuakn pertama-tama dengan melakuakan penggalian bagian bawah (under cutting) yang Kemudian menyebabkan runtuhnya batuan dibagian atas akibat berat batuan itu senndiri/tekanan dari samping/ gabungan dari keduanya.
Top slicing :  penambangan untuk endapan bijih dan country rock terutama apabila overburdennya lemah, dimana  penambangan dilakuakan selapis demi selapis dari atas ke bawah pada stope yang disangga.
Sub level caving : penambangan dari puncak ore body menuju ke bawah seperti pada top slicing, biasanya untuk batuan yang keras.
Blok caving : penambangan diamana batuan dibagi dalam blok-blok besar yang kemudian dikeluarkan melalui drow point yang letaknya pada dasar blok.
o    Vertikal dan inclined shaft :
First cost (investation cost/ongkos pembuatan)
Cost of eguipment (pada vertikal lebih sedikit menggunakan hosting rope)
Operation cost = ongkos hoisting pada vertikal shaft lebih kecil karena jaraknya pendek dan geseran yang kecil
Relatife capasity :
a.    Inclined shaft : kecepatan skip 3000 – 3500 ft/menit
b.    Vertikal shaft : kecepatan cage 6000 ft/menit
Maintenance = pemilihan vertikal shaft lebih sedikit dari pada inclined shaft dimana perlu diadakan pemilihan terhadap pilar-pilar
Kedalaman shaft bervariasi terhadap kondisi batuan setempat
47.    Batuan amorf
Batuan yang tidak mempunyai bentuk kristal
48.    Proses deffrensiasi
Proses pemisahan antara batuan beku (asam) sebelah atas, dan batuan beku (basa) di bawah. Pemisahan ini berdasarkan kristalisasi dan grafitasi.
49.    Proses asimilasi
Penelanan batuan-batuan sekeliling oleh magma yang menujuh kepermukaan
50.    Sedimen mekanik (klastik)
Batuan-batuan yang terdiri dari bagian fragment batuan tanah liat, konglomerat, bereksi dan lain-lain.
51.    Sedimen kimia (non-klastik)
Batuan yang langsung mengendap dari larutan-larutan yang mengandung berbagai unsur kimia, misalnya ; garam dapur, gamping dan gypsum.
52.    Pelapukan mekanik
Suatu pelapukan batuan yang disebabkan oleh pengerjaan-pengerjaan mekanik yang mengkibatkan pecehnya batuan yang dinamakan “desentegrasi”.
53.    Pelapukan kimia
Pelapukan yang disebabkan oleh pengerjaan-pengerjaan kimia.
54.    Skala waktu relatif
Yaitu perhitungan waktu geologi dengan membandingkan usia lapisan yang satu dengan yang lain.
55.    Waktu absolut
Struktur itu terbentuk beberapan tahun yang lalu.
56.    Daur geologi
Orogenesa : proses pembentukan pegunungan
Cliptogenesa : proses penghancuran relief-relif
Till : Loggikan bahan sedimen besar dan halur.
Erosi : Yaitu pengikisan daratan-daratan yang disebabkan oleh air yang melaluinya.
Abrasi : Yaitu perusakan di pantai-pantai dan daratan didekat pantai yang disebabkan oleh ombak.
Denudasi : Yaitu pengerjaan oleh air dimana relief-relief yang tinggi oleh sebab adanya pecahan-pecahan ombak maka relief-relief yang tinggi menjadi daratan.
Erosi glacial : Pengikiran dataran yang disebabkan oleh es yang melaluinya.
Deflasi : Pengikisan oleh angin yang dapat membawa material-material.
Meander : Yaitu perpisahan suatu daratan/daerah oleh sungai karena dilalui air.
Stalaktit dan Stalaknit: Pengerjaan air antara lain dari gamping larutan dimana H2O dan CO2 menguap sehingga reaksi kimia tersebut beralih.
Stalaktif : tergantung di atap suatu gua
Stalaknit : yang tumbuh dari dasar gua.
57.    Lava
Magma yang sampai pada permukaan bumi masih didalam keadaan cair.
58.    Daur batuan
Cyclus dari kejadian-kejadian yang tidak berakhir, pertama -tama menbentuk batuan beku (pendinginan magma), kemudian mengalami proses pelapukan fisika dan kimia terbentuklah sedimen klastik, dan dengan pertolongan jasad-jasad terbentuklah sedimen organik sedangkan laruatan lain karena penguapan dan proses kimia terbentuk sedimen kimia. Kemudian dari batuan beku/sedimen dengan adanya tekanan dan temperatur yang tinggi, maka dapat dapat berubah menjadi batuan metamorf, dari batuan metamorf kemudian akan terbentuk magma kembali.
59.    High grade ore
Yaitu bijih yang mempunyai kadar diatas kadar menurut kontrak penjualan.
60.    Low grade ore
Yaitu bijih yang mempuyai kadar terletak antara kadar penjualan menurut kontrak dari kadar rejektion point (penolakan).
61.    Metalic mineral
Yaitu mineral yang mempunyai spesifik gravity yang tinggi serta mempunyai kilap logam.
62.    Non metalic
Kurang dimiliki sifat-sifat metal di atas contohnya; carbon, aspal, intan
63.    Mineral industri
Mineral yang tanpa mengalami banyak pengolahan dan langsung dapat dipergunakan, contoh : batukapur, granit, tanah liat, pasir.
64.    Precious mineral (logam mulia)
Mineral yang sangat kuat bertahan terhadap oksidasi contohnya; emas, perak, platina.
65.    Tracing float
Yaitu kegiatan untuk mencari sumber mineral dengan mengikuti potongan dengan endapan bijih.
Syaratnya; keras, density tinggi, tidak larut dalam asam/basa lemah. Biasa usaha ini dimulai dari sungai dan alat yang dipakai adalah pen/dulang.
66.    Persyaratan yang harus dipenuhi pada proses pelapukan.
Mineral yang terkandung dalam batuan haruslah mudah lapuk. Artinya tidak stabil pada kondisi yang dapat kena udara/atmosfer.
67.    Sampling
Pengambilan suatu bagian yang terkecil dari suatu subjek yang besar dimana bagian yang terkecil itu dapat mewakili keseluruhan.
Sampling itu tidak representative dalam hal :
“    Dalam hal pengambilan sampel
“    Kesalahan dalam analisa
kesalahan yang muncul di dalam sampling :
“    Satling/contoh yang salah
“    Tidak cukup contoh yang diambil
“    Tidak tepat mengambil lokasi
“    Kesalahan analisa kimia
“    Tidak tepat dalam perhitungan assay
68.    Dilution
Penambangan tonase sehingga menyebabkan penambahan keuntungan tonage, tetapi jumlah metal berharga tidak sebanding dengan tonage ditambahkan tersebut.
Penyebab dilution
Pengotor pada bijih sehingga kadarnya akan turun, hal ini disebabkan terambilnya overburden dan bed rock oleh alat gali/muat (power shovel/front shovel).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar bijih : inpuritis dan dilution
69.    Macam-macam sampling :
“    grab sampling : pengambilan sampel pada lori/truck dalam interval tertentu.
“    channel sampling : pengambilan sample dalam bentuk ukuran tertentu.
“    chip sampling : pengambilan sample dalam bentuk berat yang sama.
“    dump sampling : pengambilan sample dalam /pada tempat penimbunan (stock pile)
“    bulk sampling : pengambilan sample dalam bentuk bongkahan-bongkahan.
“    core sampling : pengambilan sample berdasarkan alat bor. Alat bor yang digunakan adalah : diamond drill, chilled shot drill dan hydrolic rotary drill.
70.    Ore bearing mineral
Ore yang mengandung logam yang tidak menguntungkan dan belum menguntungkan pada saat ditinjau dari segi teknis dan ekonomis.
71.    Krigging pada pekerjaan sampling
Pemelajaran terhadap penyebaran kadar dari suatu endapan secara horizontal dan secara vertikal.
72.    Faktor-faktor yang mempengaruhi umur tambang
“    Bentuk dan ukuran dari bijih
“    Cara penambangan
“    Keadaan penambangan
“    Penyediaan tenaga kerja
“    Kapasitas dari shaft, alat-alat angkut
“    Mill, pengangkutan, kapasitas pengolahan/peleburan
“    Pasaran hasil produksi
73.    Usaha pertambangan bahan galian dapat meliputi
1.    penyelidikan umum
2.    eksplorasi
3.    eksploitasi
4.    penambangan
5.    pemurnian dan pengolahan
6.    penjualan
a.    Fase-fase penyelidikan pendahuluan pada tambang dapat di lakukan antara lain:
i.    Penyelidikan prospek
ii.    Penyelidikan tambang tua
iii.    Penyelidikan tambang yang sedang berjalan
1.    Penyelidikan prospek :
a.    Penyelidikan geologi
b.    Penyelidikan peralatan dan pemboran
c.    Meninjau ongkos-ongkos yang meliputi ongkos trasportasi dan ongkos-ongkos lain
d.    Pengambilan contoh dari out crop/sumur-sumur uji
e.    Meninjau keadaan pemasaran
74.    Assay value pada tambang batubara adalah mengenai
“    Fixed carbon
“    Volatile mater (zat terbang)
“    Moisture content (kadar air)
“    Ash content (kadar abu)
“    Calorific value (nilai kalor)
75.    Persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses pelapukan
Mineral-mineral yang terkandung dalam batuan haruslah mudah lapuk. Artinya tidak stabil pada kondisi yang dapat kena udara antmosfir.
76.    Syarat-syarat lapangan kapal keruk
“    Alluvial deposite
“    Kedalaman tidak melebihi kemampuan ladder max.
“    Kekayaan 1.5 – 10 kw/1000 m3
“    Cadangan 3.5 – 5 tahun
“     kapasitas penggalian ± 2.105 m3/thn
77.    Syarat lapangan semprot
“    Alluvial deposite
“    Kedalaman kurang lebih 15 meter (situasi)
“    Kekayaan 2.5 – 3 kw/1000 m3
“    Tersedia sumber air
“    ada tempat pembuangan tailing
“    kapasitas min 100.000 m3/thn
78.    Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat bor
“    Harga alat bor
“    Kedalaman lubang bor yang diinginkan
“    Formasi batuan yang akan dibor
“    Macam keterangan yang ingin diperoleh
“    Kecepatan pemboran yang diinginkan
“    Cara pengangkutan alat bor yang tersedia
“    Ongkos pemboran yang tersedia
79.    Blasting agent
Apabilah berdiri sendiri tidak merupakan bahan peledak, tapi setelah dicampur dengan unsur bahan peledak yang lain baru merupakan bahan peledak.
1.    Kekuatan bahan peledak dapat dikontrol dengan
a.    Besarnya lubang bor
b.    Jenis bahan peledak
i.    Untuk memperbesar kekuatan bahan peledak
1.    diameter lubang bor diperbesar (d)
2.    Kedalaman lubang bor ( H )
3.    Burden (B)
4.    Spasing (E)
5.    Rock faktor ( c )
6.    Weight strength ( s )
7.    Degree of packing (P )
80.    Sifat-sifat bahan peledak :
“    Sensitivute
Dorongan yang dibutuhkan untuk suatu reaksi peledakan yang dapat mengakibatkan bahan peledak itu meledak.
“    Strength
Kekuatan bahan peledak untuk memindahkan suatu batuan/ material.
“    Stability
Suatu senyawa bahan peledak yang tidak mudah berdecomposisi terhadap pengaruh luar. Misanyal; dingin, makin stabil bahan peledak makin mudah penyimpananya/handling dan aman.
“    Hydroskopicity
Sifat bahan peledak yang mudah bereaksi/berpengaruh terhadap lingkungan luar khususnya terhadap kelembaban udara (air).
“    Valatility
Sifat bahan peledak yang mengeluarkan zat-zat padat setelah peledakan (jarang terjadi).
“    Reaktivity
Sifat mudah bahan peledak untuk bereaksi,
“    Detonation velocity
Kecepatan detonasi/kecepatan gelombang detonasi yang menjalar/bereaksi melalui kolom bahan peledak itu sendiri (bahan, bentuk, ukuran butir, density, diameter, packeging, temperatur, dll). Sifat tersebut sangat penting dalam menentukan kwalitas bahan peladak.
“    Water resistance
Ketahanan / kemampuan suatu bahan peledak untuk rembesan air dari luar.
“    Fume
Gas-gas hasil peledakan dan ini dalam berupa fume dan amoks, gas-gas beracun yang dihasilakan ; CO, NO, NO2
“    Packaging
Pembungkus bahan peledak dan ini sudah dianggap bagian dari bahan peledak didalam campuran bahan peledak itu sendiri.
81.    wIre line (core barrel dengan kawat baja)
Dasar dari core barrel type adalah penggunaan tabung ganda dan dirancang agar tabung bagian dalam dapat diangkut kepermuakaan sesudah melepas rodnya. Proses ini dilakuakan oleh kawat baja dan kerak yang bergerak bebes. Pada tangkai rod, tabung bagian luar dan bir tunggal di dasar sumur.
“    Keuntungan :
“    Cara pengeluaran tabung bagian dalam yang berisi core lebih sederhana
“    Menyebabkan bertambahnya umur coring bit, karena mengurangi diamond yang lepas.
“    Rod terletak lebih lama didalam lubang yang akan mengurangi kerusakan
“    Kerusakan pada sumur, karena casing/rod yang jarang diangkat
“    Dapat dikombinasiakan dengan alat survey lubang bor, seperti kompas
“    Pengetesan permeability
“    Macam-macam crade/kadar :
o    Computeted grade    : hasil ekplorasi data
o    Effektife grade    : hasil sesudah ditambang
o    Run of minegrade    : hasil dari lapangan
o    Pit head grade    : hasil dari tumpukan
o    Mill grade    : hasil dari mill
o    Cut of grade.
82.    Langkah-langkah dalam melakuakan pemboran
“    Menentukan lokasihnya
“    Pembersihan tempat
“    Pengukur jarak lubang bor
“    Pengeboran
83.    Tujuan pemboran
“    Produksi (untuk bor minyak)
“    Sampel (dalam hal cadangan)
“    Peledakan (untuk material kompak)
“    Ventilasi
“    Pengeringan
“    Pembuatan shaft
“    Sand filling
“    Pemadaman kebakaran dibawah tanah
84.    Cara pemboran
“    Manual driver (dengan tangan)
“    Mechine driver (dengan mesin) : percusife (menumbuk), rotary (putar), dan gabungan percusife dan ritary.
85.    Macam-macam drill
“    Manual :
o    Bangka bor (impire drill)
o    Auger drill
“    Machine :
1.    Percusife : Chrun drill, Hammer drill
Rotary : Hidroulic drill, Diamond drill, Jet pieree drill
Rotary percusif drill : Jack hammer.
86.    Kecepatan pemboran tergantung pada
“    Jenis alat bornya (rotary/percusif/gabungan keduanya
“    Batuannya (keras atau lunak)
“    Kondisi geologi (apakah ada patahan dll)
87.    Cara pemakaian jackhammer
“    Drifter (pemboran horizontal)
“    Stopper (pemboran ke atas)
“    Sinker (pemboran ke bawah)
88.    Kesukaran-kesukaran yang terdapat pada saat pemboran
o    Struktur geologi batuannya (patahan, joint dll)
o    Faktor topografi (bentuk permukaan bumi)
o    Sifat-sifat material yang akan dibor (kekerasan, kelembaban)
o    Terjepitnya catting pada pipa bor
o    Materialnya banyak mengandung air